© SEMUA HAKCIPTA ADALAH TERPELIHARA. All Copyrights Reserved


ISI KANDUNGAN BLOG ****** TENTANG PENULIS*******HOME


Tuesday, July 23, 2013

PENYAKIT DAN TANDA-TANDA SAKIT

Di dalam bahasa Sang Jati Dusun ada terdapat beberapa perkataan yang digunakan khusus bagi menamakan jenis-jenis penyakit serta tanda-tanda sakit diri seseorang. Antaranya adalah:


1. Nama-nama penyakit:

   panyakit  taun  (kolera - cholera)
   panyakit arip (demam kura - malaria)
   panyakit abal  (campak - measles)
   panyakit usak lancat (penyakit cacar air - chickenpox)
   panyakit usak embangan (penyakit cacar - smallpox)
   panyakit  gilo baye (anjing gila - rabies)
   panyakit balang (puru kerbau - yaws)
   panyakit samabu nana (kencing nanah - gonorrhoea)
   panyakit siplis (siplis - syphilis)
   panyakit kuning  (penyakit kuning - jaundice)
   panyakit matao (penyakit mata - conjunctivitis )
   kancing manis (kencing manis - diabetes)
   panyakit suat langaos (angin akmar - stroke)
   badas (kusta - leprosy) 
   panyakit usai langow (selesema - influenza)
   kenser (kanser - cancer) 
   panyakit rancung (resdung  - catarrh)
   panyakit utud  (penyakit untut  - filariasis or elephantiasis)
   sahjahan (beguk  -  mumps)
   gaut  (gaut   -  gout)
   sariawan  (tibi  - tuberculosis)

2. Tanda-tanda sakit dan simptom penyakit:

dul  (sakit - pain)
dul ulu (sakit kepala - headache)
dul matao (sakit mata - eye pain)
dul inan (sakit badan - body pain)
dul likud (sakit belakang  - backache) 
dul anci kataod (sakit otot - painful muscle)
dul epon (sakit gigi  -  toothache)

gagai-gagai  (menggetar  -   trembling)
gilat  (gatal  - itchy)
tamaye-tamaye (berak-berak - diarrhoea)
liboang (pening  - dizzy, giddy)
empungoat (kepala pusing)
tamaye ru (berak berair - loose stool)
encipon (rasa tajam tembus menembus di dada )
encirit-encirit (cirit-birit - diarrhoea)
nalangu (keracunan makanan - food poisoning)

lasu inan (demam panas -  hot fever)
ngilu laduan tulang  (sakit sendi tulang - painful bone joint)

langow (hingus)
bagusai (batuk-batuk)
tagu (luka - injury)
tagu senalom  (luka dalam - internal injury)
tagu saribow (luka luar - external injury)

tulang putul (tulang patah - broken  bone)
tulang raka (tulang merekah - fractured bone)

bagiloab nyambur ra (muntah darah - vomitting blood) 
samabu ra (kencing darah - urinating blood)
ra samilaw  (pendarahan   - bleeding)

samabu nana (air kencing bernanah) 
tamaye ra (berak darah - stool containing blood)
tamaye langguwang (berak bercacing - stool containing worms)
kancing manis (kencing manis - diabetes)
takanan ra sawat (tekanan darah tinggi - high blood pressure)
adan rutuk-rutuk (jantung berdegup-degup)
mabaong genoan (sesak nafas - difficulty in breathing)
sabaloan (sembelit - constipation)
dul tincuk-tincuk (sakit tercucuk-cucuk - prickling pain)

sagit inan (sejuk badan)

sagit langaon (sejuk tangan)

sagit atis (sejuk betis)
sagit bulu (demam sejuk - cold fever)

sawan (sawan - fit)
sawan bangkai (sawan bangkai )

madan (pengsan - unconscious, coma)

mua (bengkak - swelling)
nua atis  (kaki membengkak)
nua inan (badan membengkak - body swelling)
nua rabah (muka membengkak - facial swelling)

pusat (pucat - pale)
pusat rabah (muka pucat - pale face)
encamu (kudis)
dugoal (dugal)

ra purak suang (banyak sel darah putih)
takanan ra sawat (tekanan darah rendah)
takanan ra sariba (tekanan darah tinggi)
kabubusan ra (banyak kehilangan darah  - extreme blood loss)

emputoah ya nana (bisul bernanah - boil with pus)
bagusai (batuk-batuk - coughing)
magiloab (muntah-muntah - vomitting)
ngaraod (kebas - numb)

matao rabun  (mata rabun)

matao putik (cataracts)

matao balow (mata buta - blind)
matao maragang (mata merah  - red eye)

abuk mabubul  (rambut gugur - falling hair)
abuk ya uban (rambut putih - white hair)
kuam  (lidah memutih)
mapaok (tuli  - deaf)
nakadaon tanaok (betis mengejang - leg cramp)
sala bantal  (urat leher mengejang  - stiff neck)
matai sambila (mati sebelah badan  -  semi-body paralysis)
matai sengaye inan (mati seluruh badan  -  total body paralysis)

ngadaow (mengeras  -  tight)
ngadaow atis  (betis mengeras)
ngadaow pao  (peha mengeras)
ngadaow sidan  (perut mengeras)

taraom abao (rasa tajam di dada)
tabaok-tabaok (rasa tercucuk-cucuk)

ngandurai sagit (rasa sejuk seperti ais)
uwat nalintos (urat tercedera)



3. Lain-lain yang berkaitan dengan tanda dan masalah kulit badan:

kais (kurap)
kais kadaol (kurap jenis besar)
butir  (ketuat, butil  - warts)
arum (tahi lalat )
jempula
saliyut
ngaradaoh (bintik-bintik kecil / halus)
abal
kasuat angas (masalah akibat rengas)
kasuat nyarapoi (masalah akibat  nyerapai)
gilat kulit (gatal kulit)

kegilatan (masalah gatal)
kasusuran (tercucuk dan kemasukan barang tajam yang kecil)
paniton (bengkak akibat geselan sesuatu)

Monday, July 15, 2013

MEMPERKATAKAN TENTANG BUMI

Masyarakat Sang Jati Dusun sejak zaman-berzaman sudah peka dengan keadaan hidup di hutan belantara serta bukit-bukau di kawasan-kawasan pedalaman dan secara semulajadi (natural) mencipta sebutan khusus bagi setiap apa yang mereka nampak di sana.  Berikut dipetik beberapa perkataan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat tentang sesuatu yang berhubungkait dengan perihal bumi :

1. Kumpulan umum:

gumi  (bumi)

bukid (bukit)
     bukid sawat (bukit tinggi)
     bukid riba (bukit rendah)
     bukid daru (bukit panjang)
  
gunung (gunung)
     
puruk (puncak)
      puruk bukid (puncak bukit)
      puruk gunung (puncak gunung)
      sariba bukid (di kaki bukit)

      mok puruk bukid (di puncak bukit)

  tabing - (tepi)
  tabing bukid (tepi bukit)
  tabing gunung (tepi gunung)
  tambing bawang (tebing sungai)

  tambiron (kawasan sebelah tepi bukit)
  pipiron (tebing bukit atau kawasan tinggi yang agak curam)

tana - (tanah)
       tana lanah (kawasan yang cukup rata dan subur untuk tempat bercucuk tanam)
       tana tambiring (tanah mencuram)
       tana lupoak (tanah berlupak)
       tana payo (tanah paya)
       tana bukid (tanah bukit)
       tana ngantual (tanah berbiji-biji, tidak rata)
       tana lami (tanah lembut)
       tana kadow (tanah keras)
       tana babatu (tanah berbatu)
       tana agis (tanah pasir)
       tanah gilot (tanah liat)
       ukat tana (kawasan terputus di antara dua bukit)
       tana miting (kawasan tanah jatuh menggelongsor ke bawah)
       tana muntud (kawasan tanah ternaik ke atas)
       tana ngalamait (tanah berlumpur)
       tana lasaok (tanah bicak)
       tana buyow-buyow (kawasan tanah lembut berair)
       tana bila (kawasan permukaan tanah retak)
       tana susur (kawasan yang ditimbus oleh tanah yang menyusur turun dari kawasan tinggi)
       tana padang (kawasan tanah rata seperti padang)



  tapason (kawasan lembab berair seperti kolam di tengah hutan)
  arung (kawasan rendah di antara beberapa tanah yang tinggi)
  suwok (kawasan bawah antara kawasan berbukit)
  tamunung (hujung bukit)
  tamunung daru (kawasan hujung bukit yang panjang)
  rampaod tamunung (penghujung bukit)
  pun tamunung (pohon bukit)
  entason (kawasan laluan untuk berjalan pintas)

 luang - (lubang)
           luang tana (lubang tanah)
           luang tangaon (lubang mata air)

bawang - (sungai)
               bawang gayao (sungai besar)
               bawang diok (sungai kecil)
               anak bawang (anak sungai)
               bawang entasan = ukat bawang  (sungai pemintas terdekat)
               dud bawang (ulu sungai)
               saba bawang (hilir sungai)

lagaon (lagun)
kanayao (tasik)
pupu (kawasan kecil dan rendah yang biasa mudah dibanjiri air)
sakat (lubang terbitan kayu besar yang tumbang bersama akar-akarnya)
parit  (parit, sesuatu yang senghaja dibina oleh manusia)

puncu (tanah pungsu)

aig maratu (air terjun)
gua batu  (gua batu)
gana (kawasan lembah)
gana bawang (kawasan rendah di tepi sungai)

2. Kumpulan tambahan

Terdapat juga beberapa perkataan-perkataan khusus yang berunsur kepercayaan sahaja yang berhubungkait dengan kawasan-kawasan bumi seperti:

   luang sutan (lubang tanah yang terdapat di tengah hutan yang dipercayai berpuaka)
   tana narintod (kawasan tanah sumpahan yang terlarang untuk sesiapa untuk menerokainya )
   tana kedataan (kawasan tanah yang dipercayai berpuaka)
   

Monday, July 8, 2013

MENGENAI BANGSA [SANG JATI] DUSUN





Dusun merupakan salah satu puak bangsa Melayu jati yang bermastautin di Negara Brunei Darussalam.  Namun begitu orang-orang yang dikategorikan sebagai bangsa Dusun tersebut sendiri merujuk bangsa mereka sebagai "SANG JATI " saja sejak zaman berzaman.

"Sang " bermakna "bangsa"  atau "puak".  Sepertinya dalam ayat "Sang uno gat jelama ino?" yang dalam bahasa Melayunya bererti " Bangsa/puak apakah orang itu?".

"Jati" dalam kontek di atas diberi makna sebagai "Kita" dalam bahasa Melayu. Dalam ayat " Eyo ino jelama jati" diterjemahkan ke bahasa Melayunya sebagai "Dia itu orang kita". Manakala ianya boleh saja diertikan sebagai "jati/asli"  seperti dalam contoh ayat  "Eyo ino memang jelama jati senalom pagun iti" yang mana terjemahannya dalam bahasa Melayu sebagai "Dia itu memang orang jati/asli di dalam negeri ini".

"Dusun" boleh saja diertikan sebagai "kampung".  Perkataan "Dusun" itu sendiri memang tidak ada terdapat di dalam perbendaharaan kata orang-orang puak ini sendiri. Perkataan "kampung" memang ada yang mempunyai makna yang sama seperti di dalam Bahasa Melayu baku.

Satu andaian memperkatakan orang-orang bangsa Sang Jati di negara ini senghaja diklasifikasikan dalam golongan Bangsa Dusun sama seperti mereka yang bermastautin di Sabah, Malaysia oleh orang-orang yang bertugas di pejabat-pejabat kerajaan di negara ini suatu ketika di abad ke 19-20 yang lalu semasa pihak Kerajaan British berkuasa. Ini sebagai pemudahcara penggolongan semua kaum etnik yang tinggal di kawasan pedalaman (dusun-dusun) sebagai bangsa Dusun saja walaupun dialek serta budaya masing-masing berbeza-beza terutamanya antara etnik Dusun di Brunei dengan yang ada di Sabah.

Orang-orang Sang Jati (Dusun) di Daerah Belait pada masa sekarang banyak terdapat di kawasan-kawasan Mukim Bukit Sawat, Mukim Sukang dan Mukim Sungai Liang-Lumut sementara di Daerah Tutong pula terdapat di kawasan-kawasan Mukim Rambai, Mukim Ukong, Mukim Lamunin, Mukim Kiudang, Mukim Keriam dan Mukim Telisai.

Terdapat juga sekarang berlakunya penghijrahan penduduk dari kawasan-kawasan berkenaan ke kawasan-kawasan lain misalnya ke tapak-tapak kawasan perumahan negara,  Skim Tanah Kurnia Rakyat Jati  atau di kawasan-kawasan persendirian di daerah-daerah Belait,  Tutong dan Brunei Muara.

Suatu ketika iaitu kira-kira sebelum kurun ke 19 dahulu  orang-orang puak Sang Jati Dusun di Mukim Bukit Sawat banyak bermastautin di kawasan-kawasan kampung Pasal, Bang Pak, Bang Butan, Pangkalan Siong, Merugi Bungkok, Kandol, Karusap, Ubok-Ubok,  Bukit Usong, Tarap, Kagu, Nong Arut, Pangkalan Deran, Bang Gunting, Merangking Ulu, Merangking Hilir, Laid Lakang, Pak Babau, Singap, Pulau Apil, Bukit Serawong dan Bukit Tadung Kayan yang kebanyakanya pada masa ini sudah tidak ada berpenghuni lagi. Namun begitu dua kawasan penempatan baru telah timbul iaitu Kg Kagu Baru dan Kg Sungai Mau di tahun-tahun 1970an.

Kaum Sang Jati Dusun yang tinggal sekarang di Mukim Sukang adalah semuanya berasal dari kawasan Mukim Bukit Sawat setelah berhijrah dan menerokai kawasan tersebut pada tahun 1930 - 1950an yang lalu iaitu di bawah bimbingan Awang Gagut bin Kapal, Awang Guntung bin Kapal serta Penghulu Dato Maharaja Setia Dian bin Kapal. Menurut cerita, Sukang merupakan penempatan mereka yang kedua sementara pada awalnya iaitu di bawah bimbingan Dato Bakong dan Dato Gunung mereka telah pernah membuka kawasan kediaman di Penipir dan sekitarnya berhampiran dengan sempadan Brunei-Sarawak di ulu Sungai Belait.  Terdapat juga beberapa penduduk asal SJD di sini berpindah tinggal di Marudi dan Ulu Baram, Sarawak sekitar tahun 1800an dan awal tahun 1900an.

[Kampong  "Bukit Sawat"  merupakan sebuah perkampungan yang baru dan ujud selepas terbangunnya sebuah sekolah kerajaan di sebuah tapak di tepi Sungai Belait yang bertebing tinggi di sebelah hilir kawasan perkuburan lama yang dikenali sebagai kawasan Lubuk Balai oleh orang-orang tempatan di akhir tahun 1930an.  Sebelumnya tapak asal bangunan sekolah tersebut terletak di Kampong Pangkalan Siong di suatu kawasan tanjung di tebing sebelah ulu Sungai Belait yang disebut sebagai Tinjor Durung di awal tahun 1930an.]